Mempelajari Aksara Lontarak

Buku ini berisikan tentang bagaimana cara memakai bahasa bugis dengan benar sesuai kaidah bugis yang benar. Sesuai dengan Judulnya, kita dapat mempelajari cara memakai ejaan Lontara dengan benar - DeaZ.

Morfologi dan sintasi Bahasa Bugis

Buku yang saya temukan di lemari rumah ntah apa isinya yang jelas buku ini sangat baik untuk kita pelajari dan buku ini juga membahas tentang tanah OGI - DeaZ

Kamus Bahasa Bugis

Tak kalah Pnetingnya kita tidak boleh lupa akan hal-hal yang sepeleh. jangan lupakan sesuatu yang telah di ajarkan sejak dari kecil, JANGAN LUPAKAN BAHASAMU SENDIRI - DeaZ

I LA GALIGO

I La Galiogo Merupakan Cirita Bugis kuno yang akan kita simat bermasa. Apa-apakah itu, masih banyak hal yang beluk kita ketahui. Olehnya itu mari kita Simak buku ini - DeaZ.

Materi SMP - Ada Pappaseng

Banyak verita yang dapat kita ambil hikmahnya di buku ini. Cuman, apakah kita masih bisa membaca buku ini. apakah kita masih tau' membaca aksara Lontarak....??? - DeaZ

Rabu, 07 Mei 2014

Ammula-mulanna Riyaseng Ogi ( Bugis )

Apa Mullanna Riyaseng Ogi....
Maksudnya :
Mula-mula yang namanya Bugis....

Kata Bugis Berasal Dari Nama La Sattumpugi

Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero-melayu, atau Melayu muda. masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata ‘Bugis’ berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan ‘ugi’ merujuk pada raja pertama kerajaan Cina (bukan negara Tiongkok, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo saat ini) yaitu La Sattumpugi.

Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading.
Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar didunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.

Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan lain. Masyarakat Bugis ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik dan besar antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa dan Sawitto (Kabupaten Pinrang), Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk etnik Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.

Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi Birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.

Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad 16,17,18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama didaerah pesisir. Komunitas Bugis hampir selalu dapat ditemui di daerah pesisir di nusantara bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, Brunei dan Thailand. Budaya perantau yang dimiliki orang Bugis didorong oleh keinginan akan kemerdekaan.


Ini Kumpulan Orang-orang bugis yang melakukan pemotretan dalam acara botting ( Pengangtin )


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More